Begini Cara Mengurangi Garam, Tetapi Makanan Tetap Lezat
jpnn.com, JAKARTA - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, yang mana sekitar 90-95% kasus didominasi oleh hipertensi esensial.
Selain itu, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021 merilis, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2%.
Hal ini salah satunya dipicu oleh perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan faktor risiko hipertensi. Selain kurangnya aktivitas fisik atau kurang berolahraga, juga kurang makan sayur dan buah, serta konsumsi garam atau makanan asin berlebihan.
"Konsumsi garam yang berlebih dapat menjadi pemicu utama timbulnya hipertensi yang berujung pada meningkatnya faktor resiko penyakit jantung," kata spesialis gizi klinik dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K, Selasa (8/10).
Oleh karena itu, membatasi asupan garam dalam konsumsi pangan harian menjadi penting bagi masyarakat supaya terhindar dari faktor resiko serangan jantung.
Juga menerapkan Konsep Bijak Garam yang giat dikampanyekan Grup Ajinomoto Indonesia untuk mendorong penerapan gaya hidup sehat masyarakat dan membantu memperpanjang harapan hidup sehat.
“Berdasarkan data dari Kemenkes RI 2023, di Indonesia angka kematian akibat penyakit jantung (kardiovaskular) masih sangat tinggi, mencapai sekitar 650.000 penduduk per tahun," ucap Yohan.
Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia, genetik (riwayat keluarga), obesitas, dan penyakit metabolik (hipertensi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi). Oleh karena itu, penting untuk bisa membatasi asupan gula, garam, lemak (GGL), sebagaimana juga direkomendasikan oleh Kemenkes RI.