Begini Cara Predator Anak Eksis di Facebook, Ngeri!
“Aplikasi chat dengan model base location ini mulai banyak dipakai, dan nampaknya juga digunakan oleh para predator anak. Tidak hanya bertransaksi, mereka juga mengincar pemakai aplikasi yang masih di bawah umur,” ujar chairman lembaga keamanan siber, CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.
Para predator anak ini biasa mencari mangsanya lewat media sosial dan aplikasi chat. Karena itu orangtua sudah sepantasnya membatasi akses anak ke perangkat gadget. Bila terpaksa memakai, anak harus dipahamkan bahayanya.
Untuk mencegah hal ini terus berulang memang tidak bisa hanya dengan pendekatan hukum. Upaya pemerintah juga harus dilengkapi dengan edukasi dan sosialisasi keamanan bermedia sosial berinternet. “Tidak hanya pada anak sebagai korban, tapi jauh lebih penting pada para orang tua,” tuturnya.
Pratama melihat ini menjadi kerja besar pemerintah. Dalam wilayah siber yang relatif susah dipantau dan borderless atau tanpa batas wilayah, para pelaku bisa dari mana saja bahkan luar negeri. Karena itu pemerintah harus melakukan pendekatan kultural di masyarakat untuk bisa lebih luas menjangkau dan meningkatkan kesadaran keamanan cyber di seluruh lapisan.
Pratama menambahkan, penting bagi pemerintah untuk mendorong developer lokal membangun media sosial maupun aplikasi chat lokal. Karena dengan pemakaian medsos dan aplikasi chat lokal oleh masyarakat, pemerintah lebih bisa bertindak tegas bila terjadi pelanggaran maupun kejahatan hukum di tanah air.
Selama ini pemerintah kesulitan bertindak, karena layanan internet baik media sosial maupun aplikasi chat hampir semuanya dari luar. Kalau mau bangun server dan taat bayar pajak sebenarnya tidak masalah, tapi yang terjadi sebaliknya. “Sehingga saat pemerintah mau bertindak tegas, mereka berani melawan karena kita tak ada layanan serupa sebagai pengganti bila dilakukan blokir,” terangnya.
Konten memang jadi masalah tersendiri, seperti salah satu aplikasi yang dianggap mempromosikan pornoaksi. Akhirnya pemerintah bisa bertindak tegas. Namun untuk layanan seperti Facebook dan WhatsApp yang banyak mengambil data dari masyarakat, cenderung pemerintah sulit bertindak.
Sebenarnya dia menegaskan, aplikasi lokal harus sesuai norma dan budaya tanah air. Karena itu, sebaiknya memang orangtua harus melek teknologi, minimal mengerti bagaimana mengaktifkan parental control di gadget anak. “Sehingga mereka tidak terkoneksi dengan orang luar yang berbahaya,” jelas pria asal Cepu, Jawa Tengah ini. (boy/jpnn)