Begini kata Isa tentang Sikap Bu Risma
Isa juga menyoroti kinerja Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim beberapa bulan terakhir.
Sejak awal dibentuk, ia menyebut gugus tugas tersebut lebih banyak menyampaikan perkembangan data ketimbang menyajikan solusi konkret kepada masyarakat.
Tidak sedikit pula, kata dia, rata-rata yang disampaikan justru membuat publik makin panik, misalnya soal tingkat recovery di Surabaya yang rendah, tuduhan penelantaran pasien dan terbaru soal Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.
"Semuanya disampaikan tanpa upaya dan solusi konkret dari Pemprov Jatim. Sehingga wajar bila masyarakat makin bingung," katanya.
Problem lain datang dari sektor tenaga kesehatan. Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, jumlah tenaga kesehatan yang terpapar virus COVID-19 di Jatim cukup banyak. Jumlahnya mencapai 135 orang.
Hal ini, menurut Isa, sangat mengkhawatirkan. Ini tentu menjadi salah satu indikator bahwa fungsi pembinaan rumah sakit-rumah sakit di Jatim oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 belum berjalan maksimal.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya menyesalkan dua mobil laboratorium PCR yang sedianya diperbantukan khusus untuk Kota Surabaya, ternyata dialihkan ke daerah lain oleh Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur.
Padahal Risma mengaku dirinya yang mengajukan permohonan mobil itu ke Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.