Begini Potret Desa Gobleg di Bali yang Jadi Inspirasi Tim IPDMIP
Menurutnya, PMK ‘meracuni’ orang untuk jadi petani. Karena,mereka melihat hasilnya, dampaknya dan manfaatnya.
Pertanian pun tidak sekadar beras, jagung dan lainnya. Semua harus terkoneksi. Oleh karena itu, setiap bulan PMK Gobleg membuat pelatihan.
“Mengajak anak muda ke pertanian itu harus dilakukan dengan cara-cara keren, lewat networking dan penerapan teknologi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Agung Wedhatama juga menjelaskan jika pertanian organik atau nature farming yang dijalankannya tidak berorientasi pada harga.
“Kita tidak bicara price atau harga. Kita tekankan ke petani kita mengenai values, sustainbility, itu yang kita ajarkan. Kita tidak bicara harga. Di PMK kita ada value chain. Produk kita sudah diserap vegan, vegetarian dan lainnya. Kita sudah punya pasar sendiri. Dengan bertani organik setiap tahun cost makin rendah tapi produktivitas semakin tinggi,” kata Agung Wedhatama.
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani-petani muda harus sudah muncul ke permukaan.
“Kita berharap petani-petani muda bisa mengambil peran untuk mengembangkan pertanian. Lewat mereka, kita berharap muncul inovasi-inovasi lain,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengutarakan hal yang sama.