Beginilah Rumah sang Pendekar Silat Peraih Emas Asian Games
"Ayah dan ibunya sudah berada di Jakarta. Sejak tanggal 20-an kemarin, mereka berangkat menyusul Ai," katanya. Dia menyatakan sangat bangga atas prestasi yang didapat cucunya.
"Senang dan bahagia karena cucu saya berprestasi. Harapan ke depan, harus terus dipertahankan prestasinya," ungkapnya.
Pria asli Kota Cakalang itu memang hidup dalam keluarga pesilat. Bakatnya turun dari kedua keluarga besarnya. Hal ini dikisahkan Sersan Mayor Dansi Provos Mahmud Lagga, pamannya. Pria paruh baya yang bertugas sebagai anggota TNI Secata Rindam 13 Merdeka ini menceritakan, bagaimana perjuangan Ai dalam meniti karir.
"Jadi memang Ai mengalir darah silat. Dari opa tuanya. Sejak kecil dia sudah belajar silat dan mendarah daging. Mulai silat tradisional, dikembangkan menjadi silat tanding. Adik-adiknya juga sedang belajar silat. Bahkan ada yang masih 9 tahun sudah berprestasi," jelasnya.
Menitikkan air mata haru, dia cerita Ai memang punya motivasi meningkatkan derajat keluarganya. "Motivasi anak ini saya salut. Sebab berusaha untuk mengangkat derajat orang tuanya dengan berbagai rintangan ekonomi yang agak kurang. Tapi saya sangat bangga, dia tidak pantang menyerah, terus berlatih untuk mendapatkan prestasi. Saya juga selalu mengingatkannya tentang harus berusaha," katanya usai mengantar adik-adik Ai bermain di pantai.
"Kami keluarga saling menopang untuk dia agar tetap semangat walau seringkali tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Namun dia tidak putus asa dan pantang menyerah," jelasnya.
Nenek Ai berharap, ada perhatian lebih bagi atlet berprestasi. Terlebih yang sudah membawa nama harum daerah dan negara. "Harapan dari kami keluarga, pemerintah lebih memperhatikan lagi atlet berprestasi. Sehingga ke depan atlet muda termotivasi berprestasi," ungkapnya.
Bakat Ai sudah tampak sejak kecil. Bahkan berbagai prestasi telah diraihnya, baik nasional pun internasional. Ini disampaikan H Bumi Mustamin, Sekretaris Perguruan Silat Nasional (Persinas) Sulut.