Bela Hak LGBT, Oxford Ancam Sultan Brunei
jpnn.com, OXFORD - Universitas Oxford mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan untuk mencabut gelar kehormatan bidang hukum yang telah diberikan kepada Sultan Hassanal Bolkiah pada 1993. Penyebabnya, kengototan sultan menerapkan hukum rajam bagi kaum LGBT.
Gelar tersebut tentu saja tidak bisa serta-merta dicabut. Harus ada proses dan berbagai pertimbangan lainnya yang harus dilalui. Pertimbangan untuk mencabut gelar tersebut keluar setelah Brunei Darussalam resmi menerapkan hukum syariah 3 April lalu.
Gara-gara penerapan hukum syariah itu, banyak homoseksual yang melarikan diri dari negara tersebut. Sebab, jika tertangkap berhubungan badan dengan sesama jenis, mereka bisa dirajam alias dilempari batu hingga tewas. Hukuman serupa diterapkan bagi pezina. Sementara itu, perempuan hamil di luar nikah juga akan dipenjara.
BACA JUGA: Sarjana Muslim Indonesia Dukung Brunei Rajam Semua LGBT Sampai Mati
Protes di beberapa penjuru dunia juga masih berlangsung. Termasuk di depan Dorchester Hotel, London, Inggris, Sabtu lalu. Aksi yang didukung aktivis HAM Peter Tatchell itu juga menyerukan boikot terhadap hotel-hotel yang dimiliki Kerajaan Brunei. Dorchester Hotel adalah salah satunya.
"Kami yakin pemerintah Inggris bakal memutus semua hubungan diplomatik, ekonomi, dan militer dengan rezim tersebut," ujar Tatchell seperti dikutip AFP.
Dia berharap tindakan tersebut direalisasikan pemerintah Inggris jika Brunei tetap kukuh dengan pendiriannya untuk menerapkan hukum syariah. Pemerintah Inggris memiliki garnisun militer di Brunei yang merupakan negara persemakmuran.
Boikot hotel-hotel milik Brunei itu kali pertama diserukan aktor George Clooney dan Elton John. Langkah tersebut disusul berbagai lembaga. Termasuk lembaga keuangan terkemuka Deutsche Bank.