Belajar Dari Wulan Guritno Mengelola Proyek Sosialnya Gelang Harapan di Melbourne
Inovasi, kerjasama dan kreativitas jadi modal
Wulan Guritno berada di Melbourne dalam acara Millenial: Millennials: Envisioning Creative Industry 4.0 yang diselenggarakan kerjasama PPIA (Persatuan Pelajar Indonesia Australia) dan mahasiswa LPDP (lembaga pengelola dana pendidikan) dari Monash University.
Dalam acara juga tampil pembicara Prof Ariel Heryanto dari Monash University dan Halim Alamsyah, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Indonesia.
Menurut Wulan, apa yang dilakukannya walau sebagai proyek sosial melibatkan hal-hal yang serius guna memastikan proyek tersebut tidak sia-sia.
"Kita misalnya harus melakukan sesuatu kegiatan yang kita minati, dan kemudian harus mencari partner yang sehati dengan kita." kata artis yang pernah masuk nominasi sebagai pemeran pembantu wanita terpuji di Festival Film Bandung di tahun 2010 lewat film Bukan Cinta Biasa tersebut.
Hal lain yang menurut Wulan penting adalah juga melakuikan riset mendalam mengenai apa yang harus dilakukan dan juga kolaborasi.
"Inilah kunci membesarkan apa yang kita lakukan.' katanya lagi.
Dalam kegiatan Gelang Harapan ini misalnya Wulan mengatakan mereka juga harus terus berpikir kreatif untuk menciptakan produk baru untuk membuat proyek sosial mereka tetap relevan.
"Sekarang dengan misalnya banyak orang sudah punya gelang, produk apa lagi yang bisa kita tawarkan. Ini yang terus menerus menjadi perhatian kita."
Selama lima tahun terakhir Wulan Guritno mengatakan dia mendapat banyak kepuasan pribad atas keterlibatannya di Gelang Harapan.