Belajar di Rumah, Membangun Kesadaran Bahwa Pendidikan Anak Tanggung Jawab Orang Tua
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Profesor Zainuddin Maliki menilai kebijakan siswa belajar di rumah saat pandemi virus corona, berimplikasi luas terhadap interaksi orang tua dan anak.
Salah satunya, mengharuskan ibu dan ayah belajar menjalankan fungsi guru. Tentu saja, pekerjaan tambahan ini memerlukan adaptasi.
"Bisa dimaklumi jika pekerjaan barunya itu dirasa sebagai beban, karena selama ini umumnya orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak ke pihak sekolah. Justru saat seperti inilah sejatinya momen yang baik dimanfaatkan untuk membangun kesadaran bahwa pendidikan anak terutama adalah tanggung jawab orang tua," ucap Prof Zainuddin menjawab jpnn.com, Kamis (2/4).
Bahkan, bisa dimaklumi juga jika kebanyakan orang tua tidak memiliki keterampilan pedagogis. Harapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, agar di rumah diajarkan pendidikan yang bermakna dengan memfokuskan kepada pengembangan kecakapan hidup, menjadi tidak mudah pula.
Sebab, kata politikus PAN ini, pengembangan kecakapan hidup membutuhkan pendekatan deep learning, yakni belajar secara mendalam.
Tidak hanya membuat siswa tahu, tetapi menjamin mereka bisa mengerjakan, menghayati dan kemudian memanfaatkannya dalam kehidupan bersama.
"Proses pembelajaran di rumah yang ada sejauh ini umumnya berjalan seadanya. Lazimnya orang tua mendampingi putra-putrinya mengerjakan tugas yang diberikan guru," jelas mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Ironisnya, lanjut dia, banyak guru yang masih berorientasi kepada penuntasan capaian pembelajaran sebagaimana yang diminta isi kurikulum. Lebih sempit lagi dalam rangka mengejar nilai kelulusan.