Belajar di Rumah, Ortu Murid Minta Diskon SPP dari Sekolah
"Anak saya dua-duanya sekolah di swasta. Tetap bayar SPP full. Malah antar-jemput sekolah tetap bayar katanya untuk bantu sopir. Ya kalau untuk sopir antarjemput enggak apa-apalah. Kasihan juga kan karena mereka gajinya dari orang tua murid," kata Ossy.
Menurut dia, mestinya ada potongan SPP sebagai pengganti biaya kuota siswa. Apalagi anak-anak tidak menggunakan fasilitas sekolah.
"Masa harus bayar full, kan belajar di rumah harus pakai kuota. Kayak anak saya dua. Semuanya butuh internet. Untung saya pakai WiFi," ucapnya.
Sekolah, lanjut perempuan cantik ini, hanya menginformasikan bahwa pembelajaran daring tetap seperti biasa sehingga pembayaran SPP tetap normal.
Sekolah juga menginformasikan, bila para pendidik dan tenaga kependidikan selalu standby melayani kebutuhan siswa.
Sementara Melda mengaku kelimpungan karena harus menyediakan kuota Rp 120 ribu per anak.
Perempuan berhijab ini memilik tiga anak, dua di jenjang menengah. Satunya lagi jenjang SD.
"Bayangkan saja berapa pengeluaran bulanan saya. Saya juga harus standby karena kan work from home. Jadi online terus karena dipantau bos," kata PNS salah satu instansi daerah ini. (esy/jpnn)