Belajar Eksplorasi Eksotisme Pantai yang Alami
Selasa, 10 Agustus 2010 – 10:31 WIB
“Itu semua bisa menjadi inspirasi yang baik bagi perancang bangun gedung-gedung tinggi. Tetapi, investasi jika hanya untuk wisata saja, tidak feasible. Teknologinya terlalu mahal. Dari waktu ke waktu orang berlomba merancang sensasi terbaru dengan gedung baru lagi. Singapura tengah merancang tiga gedung tinggi, tengahnya terconeksi lalu dibuat kolam renang, taman, nanti akan dicatatkan sebagai kolam renang tertinggi di dunia. Kita tidak bisa kejar-mengejar dengan projek padat modal ini,” jelas Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, saat ditemui di Perth, Australia.
Keunggulan Indonesia, kata dia, adalah eksotisme alam dan kekayaan budaya yang bercitarasa tinggi. Dua potensi itu sudah diberikan secara gratis oleh Tuhan. “Kita tinggal mengolah, mengelola menjadi kekuatan yang hebat. Yang bisa kita petik pelajaran dari Australia adalah pengelolaan pantai. Seperti Great Barrier Reef Marine Park di Brisbane, pantai timur Aussie. Mereka cermat, hebat, dan detail menangani kekayaan alam itu menjadi tambang devisa besar bagi negara. Ratusan juta dolar diperoleh dari situ setiap tahunnya,” jelas Sapta yang kelahiran Tanjung Karang, Lampung, 13 Mei 1954 ini.
Lebih dari 2.900 binatang laut, 300 koral dan banyak pulau-pulau kecil yang dilindungi oleh pemerintah, dan menjadi tujuan wisata yang tidak ada habisnya. Semua kota hebat di Australia berada di tepi pantai, dan menjadikan pantai sebagai pengungkit turisme. Dari Darwin, Sydney, Brisbane, Melbourne, Perth, Gold Coast, semua mengembangkan wisata pantai. “Itu inspirasi yang baik juga, kita ini negeri maritim, negara kepulauan, yang lebih banyak pantai daripada daratan,” jelas doctor jebolan Universitas Paris IX-Dauphine, 1988 yang berkacamata ini.