Belajar Incorporated dari Rekomendasi UNWTO
Melalui satu rumus yang dia sarikan dari banyak sumber, menjadi 3A. Atraksi, Akses, Amenitas.
"Benar, apa kata Pak Menko Luhut. Ketiga-tiganya harus kompak, ketiganya harus solid, speed dan smart. Ketiganya harus incorporated, punya arah dan tujuan yang sama, memajukan pariwisata," ungkap Arief Yahya.
Dalam hal Akses, Arief Yahya meyakini hasil kajian UNWTO, United Nation World Tourism Organization yang berpusat di Madrid, Spanyol itu bisa jadi bahan referensi.
Bahwa "jembatan udara" itu berdampak signifikan dalam pariwsata di negara kepulauan seperti Indonesia.
"Judulnya air connectivity and its impact on tourism. Ini bukan kajian baru, tetapi sudah dilaunching UNWTO sejak 2014," jelas Arief Yahya.
Pertama, harus ada deregulasi yang mendasar dalam penerbangan nasional. Permudah izin slot, dibuka lebih banyak bandara, yang ada destinasi level dunia dibuat international airport, lengkapi seluruh fasilitas yang terkait dengan syarat menjadi bandara internasional, dan jangan dipersulit.
"Tiga poin yang harus disentuh. Air Service Agreement, Airport Development, Multiple Brand Strategy for Legacy Carriers," kata Arief yang mencuplik dari kajian panjang UNWTO.
Dia mencontohkan kerjasama bilateral dalam air service, yang signifikan mendongkrak angka kunjungan wisatawan. Jepang dan USA tahun 1998, langsung menaikkan inbound tourism hingga 33%, dan menanbahn seats capacity 10%.