Belajar Manajemen Bencana dari Negara-Negara Rawan Gempa
jpnn.com - Cile, Jepang, dan Turki menjadi teladan bagi negara lain dalam menyiasati gempa bumi. Gedung tahan gempa dan simulasi rutin menjadi tameng mereka dari bencana yang selalu datang tiba-tiba itu. Tetapi, yang paling utama adalah kesiapan.
"Fokus utama dari seluruh rangkaian antisipasi bencana yang kami lakukan selama ini adalah keselamatan," kata Ricardo Toro, kepala badan penanggulangan bencana Cile ONEMI, kepada The Guardian.
Mantan jenderal itu mendedikasikan seluruh hidupnya di ONEMI sejak istrinya, Maria Teresa Dowling, meninggal dalam gempa Haiti 2010. Rasa kehilangan yang begitu besar itu berusaha diatasi dengan membentuk Chile Prepares, organisasi peduli bencana.
Chile Prepares menjadi bagian penting program antisipasi bencana oleh pemerintah Cile. "Ini prosedur profesional dengan protokol yang baku. Sebab, saat terjadi bencana, improvisasi merupakan tindakan yang buruk," papar Toro.
Dia belajar banyak dari Haiti. Saat itu penanganan bencana begitu amburadul. Banyak relawan dan personel pemadam kebakaran serta militer yang dikerahkan ke sana. Namun, tidak ada koordinasi yang bagus. Karena itulah, penanganan gempa bumi sangat lamban. Korban pun terabaikan.
Kini Cile menjadi salah satu negara rujukan dalam penanganan bencana alam. Pemerintah mewajibkan seluruh bangunan tahan gempa. Terutama hunian vertikal.
Masyarakat Cile tidak lagi gagap gempa berkat simulasi bencana rutin. Pemerintah pun melengkapi kesiapan warganya dengan teknologi. Sistem peringatan diri yang terpasang pada telepon genggam.
Metode yang hampir sama diterapkan Jepang. Bangunan tahan gempa, alarm bencana pada smartphone, sensor guncangan pada shinkansen, simulasi bencana di sekolah-sekolah, dan tas darurat.