Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Belanda Budiman

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 24 April 2022 – 07:08 WIB
Belanda Budiman - JPNN.COM
Dahlan Iskan bersama Budiman. Foto; Disway

Kala itu kehebohan adopsi bayi luar biasa. Akhirnya pemerintah turun tangan. Melarangnya. Lembaga itu pun tutup. Tidak ada lagi adopsi massal seperti itu.

Begitu juga nasib lembaga-lembaga sejenis di kota yang berbeda-beda.

Budiman diambil dari panti bayi di Jakarta. Setelah diberi tahu bahwa ia anak Indonesia, Budiman mempelajari Indonesia. Ia begitu ingin ke Indonesia.

Apalagi dokumen adopsi itu lengkap: ada nama ayah dan ibunya. Rusdi dan Mustiah. Bahkan ada alamat mereka: Dukuh Pinggir V, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta.

Setamat SMA di Belanda, Budiman tidak mau kuliah. Perasaannya ingin mengembara. Ke mana pun. Terutama ke Indonesia.

Untuk itu Budiman mengumpulkan uang. Kerja apa saja. Termasuk jadi loper  koran. "Di Belanda, asal mau kerja, cari uang itu gampang," katanya mengenang.

Orang tua Budiman, Gerrie dan Han Wicher, memahami gejolak jiwa Budiman. Tahun 1996  Budiman diajak ke Jakarta. Umurnya baru 19 tahun.

Di Jakarta mereka masih bisa bertemu Ronald Tumewu.

Ia memang asli Indonesia. Lahir di Jakarta. Namanya satu kata: Budiman. Itu nama lahirnya. Yang dipertahankan, pun setelah jadi orang Belanda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News