Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Belanda Budiman

Oleh: Dahlan Iskan

Minggu, 24 April 2022 – 07:08 WIB
Belanda Budiman - JPNN.COM
Dahlan Iskan bersama Budiman. Foto; Disway

Berhasil.

Ditemukanlah satu lembaga yang dekat dengan gereja. Di Pandaan. Yakni kota kecil antara Surabaya-Malang. Di situ ada panti penampungan bayi. Orang Belanda bisa datang ke panti itu. Ratusan  bayi di situ –menunggu diadopsi.

Dari hasil investigasi itu diketahui: mereka adalah campuran. Sebagian dari mereka adalah bayi hasil hubungan gelap. Sebagian lagi bayi dari keluarga yang sangat miskin.

Ada seorang ibu yang mengaku seperti ini: ''lebih baik anak saya diadopsi. Agar masa depannya lebih baik. Daripada ia melanggengkan kemiskinan keluarga kami".

Zaman itu ekonomi Indonesia memang belum semaju sekarang. Industrialisasi pun baru dimulai. Banyak wanita muda pindah ke kota. Cari kerja. Di pabrik-pabrik. Dengan segala risiko guncangan jiwa. Termasuk risiko kemudaan mereka.

Itulah zaman pancaroba sosial. Dari ekonomi miskin di pedesaan ke ekonomi industri di kota. Dari desa ke kota. Dari kultur desa ke kultur urban. Dari banyak kekangan ke kebebasan.

Bayi-bayi gelap tadi adalah salah satu konsekuensinya.

Lembaga penampung bayi itu sendiri merasa sedang mengerjakan kemuliaan: mengatasi problem bayi yang harus dibuang di pinggir jalan. Atau di toilet. Di mana saja.

Ia memang asli Indonesia. Lahir di Jakarta. Namanya satu kata: Budiman. Itu nama lahirnya. Yang dipertahankan, pun setelah jadi orang Belanda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News