Benarkah Lemak Tubuh Pengaruhi Volume Otak?
jpnn.com - Tubuh manusia membutuhkan lemak supaya bisa berfungsi dengan baik. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi karena mampu melarutkan vitamin sehingga bisa diserap oleh tubuh. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak, lemak di dalam tubuh bisa menyebabkan berbagai efek negatif seperti kegemukan atau obesitas. Bahkan, ada juga yang menyebut bahwa kadar lemak tubuh yang terlalu banyak berhubungan erat dengan penyusutan volume otak.
Dilansir dari TIME, penelitian yang diterbitkan di Neurology menganalisis gambar otak dari hampir 10 ribu partisipan. Mereka membandingkan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dan volume otak masing-masing partisipan.
Berdasarkan hasil studi, para peneliti menemukan bahwa partisipan dengan IMT tinggi memiliki volume otak yang lebih kecil. Efek ini tetap kuat, bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh, seperti usia, gaya hidup, pendidikan, aktivitas fisik, dan riwayat penyakit mental.
Merujuk pada hasil penelitian tersebut, kesimpulannya adalah bahwa lemak tubuh memang sedikit banyak memengaruhi volume otak. Lemak yang terakumulasi memiliki efek toksik karena mengelilingi organ-organ perut seperti hati, lambung dan usus.
Meski begitu, temuan dari penelitian tersebut masih belum bisa dijadikan sebagai acuan. Sebab penelitian itu hanya menganalisis segelintir kelompok saja alias tidak mencakup skala yang cukup besar.
Namun, menurut dr. Mega Putri kepada KlikDokter, Anda tetap harus berusaha memangkas lemak tubuh hingga mencapai IMT optimal. Hal ini karena lemak memang memiliki pengaruh yang buruk terhadap otak, khususnya bila jumlahnya berlebihan di dalam tubuh.
“Banyak penelitian yang mengatakan bahwa konsumsi makanan berlemak dalam jumlah besar akan merusak sinaps-sinaps di dalam otak, terutama di daerah hipokampus yang bisa menurunkan daya ingat dan kemampuan belajar seseorang,” ujar dr. Mega.
Ketika kadar lemak di dalam tubuh menjadi sangat tinggi, lanjut dr. Mega, hal tersebut dapat menyebabkan peradangan kronis di bagian mikroglia otak. Padahal, bagian tersebut berfungsi melawan zat perusak otak dan melindungi serta memperkuat sel-sel otak.