Benarkah Makan Satu Telur Sehari Baik untuk Jantung yang Sehat?
jpnn.com, JAKARTA - Sebuah studi besar baru akan membuat banyak pecinta telur lega. Sebab, Anda bisa menikmati telur sehari tanpa harus khawatir tentang hati dan jantung Anda.
"Asupan telur moderat, yaitu sekitar satu telur per hari pada kebanyakan orang, tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular atau mortalitas bahkan jika orang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular atau diabetes," kata pemimpin penelitian, Mahshid Dehghan, seperti dilansir laman WebMD, Minggu (9/2).
Penelitian yang menganalisis data lebih dari 177.000 orang, didanai oleh berbagai lembaga kesehatan pemerintah provinsi di Ontario, dan kelompok nirlaba yang berfokus pada kesehatan jantung. Kelompok Dehghan meneliti data dari tiga penelitian internasional jangka panjang yang besar, semuanya dilakukan di PHRI (Population Health Research Institute).
Tiga studi tersebut melibatkan orang-orang dengan berbagai tingkat pendapatan yang tinggal di 50 negara di enam benua, sehingga hasilnya bisa diterapkan secara luas. "Sebagian besar orang dalam studi mengonsumsi satu hingga beberapa telur sehari, menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ini aman," jelas Dehghan dalam rilis berita McMaster.
Juga, tidak ada hubungan yang ditemukan antara asupan telur dan kolesterol darah, komponennya atau faktor risiko lainnya. Hasil ini kuat dan bisa diterapkan secara luas baik untuk individu yang sehat dan mereka yang menderita penyakit pembuluh darah.
Telur merupakan sumber nutrisi penting yang tidak mahal, tetapi beberapa pedoman nutrisi telah menyarankan bahwa orang harus membatasi asupan telur hingga kurang dari tiga telur seminggu, karena kekhawatiran mereka meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh peneliti utama Salim Yusuf, penelitian sebelumnya tentang telur dan kesehatan telah menghasilkan temuan yang bertentangan. "Ini karena sebagian besar studi ini relatif kecil atau sedang dan tidak termasuk individu dari sejumlah besar negara," pungkas Yusuf.
Studi ini dipublikasikan baru-baru ini di American Journal of Clinical Nutrition.(fny/jpnn)