Benarkah Makanan Pedas Bisa Picu Demensia?
jpnn.com - Bagi Anda penyuka makanan pedas tampaknya mulai perlu lebih berhati-hati. Tak hanya bikin pencernaan terasa terbakar, makanan pedas – menurut penelitian terbaru - bisa memicu demensia?
Dilansir Medical News Today, menurut sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Nutrientsmenemuka penemua yang mengejutkan. Para peneliti yang melibatkan sekitar 4.582 orang dewasa Tionghoa berusia di atas 55 tahun, menemukan bukti terjadinya penurunan ingatan yang lebih cepat pada mereka yang secara konsisten makan lebih dari 50 gram cabai sehari. Risiko ini hampir dua kali lipat ketimbang mereka yang tidak makan cabai sebanyak itu.
Para peneliti juga mengatakan bahwa orang dengan berat badan normal mungkin lebih sensitif terhadap asupan cabai, ketimbang yang kelebihan berat badan. Indeks massa tubuh inilah yang dikaitkan dengan penurunan daya ingat seseorang.
Mungkinkah kondisi itu terjadi?
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, tidak ada kaitan yang pasti antara makan cabai atau pedas dengan kondisi ingatan seseorang.
“Mungkin memang ada penelitian yang mengatakan seperti itu. Tapi kalau hanya makan pedas sendiri bisa menyebabkan demensia, sepertinya tidak. Sebab, sampai sekarang pun penyebab demensia masih belum diketahui. Jadi, masih banyak hipotesa akan penyebab demensia itu sendiri,” ujar dr. Sepriani.
Demensia sendiri merupakan gangguan yang ditandai dengan penurunan daya ingat atau kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mengingat sesuatu dari memorinya. Kondisi ini juga dapat menimbulkan gangguan dalam berbahasa, serta ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Contoh yang cukup umum terjadi, mudah tersesat saat menyetir.
Meskipun hilangnya daya ingat sering terjadi pada orang yang pikun karena demensia, namun berkurangnya daya ingat tidak berarti membuat seseorang pasti menderita demensia. Berkurangnya daya ingat pada tingkat tertentu bisa jadi merupakan proses penuaan yang normal.
Menurut dr. Sepriani, untuk menentukan diagnosis demensia, dokter harus meninjau riwayat penyakit terdahulu, gejala-gejala saat ini, dan melakukan pemeriksaan fisik.