Benarkah Omega-3 Bisa Mengurangi Perilaku Buruk pada Anak?
jpnn.com - Dalam studi selama setahun, sekitar 200 anak diberi minuman buah yang diperkaya dengan minuman omega-3 atau plasebo. Selama tahun itu, orang tua diminta untuk melaporkan perilaku anak mereka, serta agresi psikologis mereka sendiri yang berasal dari kelakuan anak mereka.
"Kelompok orang tua yang memberi anak-anak mereka minuman sari buah omega-3 melaporkan agresi yang kurang dari anak mereka dan dari diri mereka sendiri," kata rekan penulis studi Jill Portnoy, asisten profesor di university’s School of Criminology and Justice Studies, seperti dilansir laman Today.
Penelitian baru menunjukkan omega-3 bisa membantu mengurangi perilaku mengganggu pada anak-anak, tetapi dokter anak memperingatkan untuk tidak memberikan anak-anak, suplemen.
Perlu dicatat bahwa penelitian ini meneliti 200 anak-anak, yang secara signifikan kurang dari standar penelitian atau rekomendasi dari 1.000 subjek yang lebih banyak. Para peneliti menggambarkan hasil yang dipublikasikan dalam jurnal jurnal Aggressive Behavior, sebagai "menjanjikan."
"Ini adalah jajaran penelitian yang menjanjikan karena asam lemak omega-3 diperkirakan bisa meningkatkan kesehatan otak pada anak-anak dan orang dewasa. Masih banyak yang harus dipelajari tentang manfaatnya, tetapi jika kita bisa meningkatkan kesehatan dan perilaku otak orang-orang dalam prosesnya, itu benar-benar merupakan sebuah nilai plus besar," pungkas Portnoy.
Sebelum Anda memberi anak Anda suplemen makanan, bagaimanapun, penting untuk berbicara dengan dokter anak keluarga Anda dan meninjau pedoman yang diberikan oleh ahli kesehatan.
The American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan multivitamin untuk anak-anak sehat yang makan makanan yang bervariasi, mengutip bahaya yang terkait dengan terlalu banyak vitamin tertentu.
Selain itu, suplemen omega-3 bisa menyebabkan masalah perut ringan, seperti bersendawa, gangguan pencernaan, atau diare, menurut Pusat Nasional untuk Kesehatan Komplementer dan Integratif, sebuah divisi dari Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia AS.