Benarkah Putus Cinta Bikin Anda Malas Olahraga?
jpnn.com - Putus cinta pada umumnya akan menimbulkan dua reaksi yang berbeda. Yang pertama, orang akan bersemangat untuk melakukan banyak kegiatan demi melupakan patah hatinya. Kedua, mereka tidak ingin melakukan apa pun dan cenderung tidak produktif. Bahkan, orang yang tadinya rajin olahraga bisa berubah 180 derajat ketika sedang putus cinta. Lalu, benarkah ada kaitan antara perubahan status hubungan dan malas olahraga?
Malas berolahraga terkait dengan sosial-ekonomi
Dilansir dari Medical News Today, benar bahwa perubahan dalam hubungan akan berpengaruh pada perubahan aktivitas fisik. Menariknya, menurut Kasper Salin, seorang peneliti dari Fakultas Ilmu Olahraga dan Kesehatan University of Jyväskylä, Finlandia, hal itu juga berkaitan dengan jenis kelamin orang yang baru putus hubungan.
Selama empat tahun meneliti, terungkap bahwa pria yang baru saja bercerai biasanya akan mengalami peningkatan aktivitas fisik. Sementara itu, pada wanita yang bercerai umumnya mengalami penurunan aktivitas fisik ketimbang wanita yang masih berada dalam hubungan yang stabil.
Dengan kata lain, pria lebih memilih untuk melakukan banyak aktivitas, termasuk olahraga, untuk menyembunyikan dan menyembuhkan suasana hatinya. Sebaliknya, wanita yang sedang patah hati cenderung akan memberikan reaksi yang lebih lesu dan malas untuk berolahraga.
Meski begitu, ternyata persoalan malas olahraga saat putus cinta juga dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi penderitanya. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Scandinavian Journal of Public Health, pria dan wanita yang tingkat sosial ekonominya tinggi lebih punya keinginan untuk beraktivitas fisik saat mengalami patah hati, daripada mereka yang tingkat sosial ekonominya biasa-biasa aja. Namun sayangnya, tidak dijelaskan secara gamblang mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Akan tetapi, terlepas dari tingkat sosial ekonomi dan gender, meluapkan emosi sedih ataupun marah saat putus cinta dengan cara berolahraga jauh lebih baik, ketimbang hanya murung dan tidak melakukan apa pun. Sebab, kalau Anda terlalu larut dalam kesedihan pasca-putus hubungan, bisa-bisa Anda terkena sindrom patah hati!
Awas sindrom patah hati