Benarkah Sabu-sabu Bisa Bikin Badan Kurus?
Pada level overdosis yang kritis, pengguna berisiko terkena strok atau gagal jantung, dan kadang-kadang kejang.
Benarkah sabu-sabu bikin kurus?
Tidak seperti ganja yang akan membuat penggunanya lapar, metamfetamin justru menurunkan nafsu makan.
Sebuah studi dari University of Illnois menemukan aktivitas makan lalat buah menurun 60–80 persen setelah diberikan metamfetamin. Lalat buah sering dijadikan percobaan dalam studi tentang dampak metamfetamin pada otak, karena memiliki efek toksikologi yang serupa dengan manusia dan mamalia lainnya.
Para periset juga mengatakan bahwa kadar trigliserida dan glikogen—dua molekul yang berfungsi sebagai cadangan energi—lalat terus merosot saat berada dalam penggunaan metamfetamin. Ini menunjukkan bahwa obat tersebut membuat lalat membakar lebih banyak kalori dari yang dikonsumsi. Dengan kata lain, mereka menjadi kelaparan.
Di samping itu, para peneliti menemukan bahwa menambahkan gula pada makanan lalat ternyata bisa memperlambat kematian. Namun, mereka masih belum yakin mengapa ini terjadi. Bisa jadi karena gula mengisi cadangan energi lalat, atau mungkin ada sesuatu di dalam gula yang mengurangi toksisitas metamfetamin.
Karena sabu-sabu berefek terhadap penurunan berat badan, kini makin banyak orang yang mengonsumsinya dengan alasan ingin kurus. Mereka pun rela menjerumuskan diri hanya karena ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal. Memang benar, zat stimulan metamfetamin akan menurunkan berat badan, tetapi dampak jangka panjangnya tak akan bagus untuk kesehatan.
Daripada menggunakan narkoba, lebih baik melakukan cara yang lebih sehat jika ingin kurus, seperti berolahraga secara rutin dan menerapkan pola makan yang baik. Anda pun akan kesampaian memiliki berat badan ideal dengan bonus sehat pula, tanpa perlu mengonsumsi sabu-sabu.(RS/RVS)