Benarkah Sinar Matahari Mampu Mencegah Kanker?
Studi lainnya menunjukkan bahwa orang yang tinggal jauh dari dari khatulistiwa dan sedikit mendapatkan paparan sinar UVB cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah. Hal tersebut dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi, termasuk leukemia.
Para peneliti kemudian bekerjasama dengan NASA untuk memeriksa kondisi awan di berbagai negara dan melihat pengaruhnya terhadap paparan UVB dengan bantuan data satelit dari NASA.
Masyarakat negara yang relatif dekat ke kutub seperti Australia, Selandia Baru, Chili, Irlandia, Kanada dan Amerika Serikat, dinilai memiliki risiko lebih tinggi terkena leukemia, salah satunya karena terletak jauh dari garis ekuator atau khatulistiwa.
Studi lainnya tentang sinar matahari dan kanker
Studi di atas memang tidak dapat membuktikan sepenuhnya akan vitamin D yang mampu mengatasi leukemia. Namun, segala kolerasi atau hubungan yang dapat dibedah, tengah dipelajari lebih lanjut oleh para ahli medis.
Meski polemik terus terjadi, namun vitamin D lewat paparan sinar matahari dinilai mampu membantu terapi khusus pada pengidap kanker. Setidaknya, berjemur di pagi hari demi mendapatkan sinar matahari bisa menjadi solusi yang baik.
“Paparan terhadap sinar matahari juga memicu pengeluaran hormon serotonin yang bertanggung jawab untuk meningkatkan mood serta membuat Anda merasa nyaman dan fokus,” ujar dr. Nadia, menjelaskan manfaat lainnya dari sinar matahari.
Seperti yang telah diketahui, peran utama dari vitamin D adalah memperkuat tulang dan mengatasi masalah yang terkait dengan bagian tubuh tersebut. Namun, sinar matahariyang mengandung vitamin D dibuktikan oleh beberapa penelitian dapat mencegah kanker. Meski demikian, Anda harus tetap berkonsultasi pada dokter bila memang terdiagnosis mengidap penyakit kanker.(NP/RVS/klikdokter)