Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Benarkah Wanita Hamil Lebih Berisiko Terkena Virus Corona?

Kamis, 05 Maret 2020 – 04:10 WIB
Benarkah Wanita Hamil Lebih Berisiko Terkena Virus Corona? - JPNN.COM
Ibu hamil. Foto Ilustrasi

jpnn.com - Wanita hamil di AS telah lama diperingatkan tentang risiko potensial tertular virus influenza. Pertanyaan seberapa berbahayanya virus corona mungkin sudah mulai muncul.

Karena COVID-19 sangat baru bagi pejabat kesehatan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) saat ini tidak memiliki informasi dari laporan ilmiah yang diterbitkan tentang kerentanan wanita hamil terhadap virus.

"Wanita hamil mengalami perubahan imunologis dan fisiologis yang mungkin membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi pernapasan virus, termasuk COVID-19," kata CDC, seperti dilansir laman MSN, Selasa (3/3).

Wanita hamil mungkin juga berisiko untuk penyakit parah, morbiditas, atau kematian dibandingkan dengan umum populasi seperti yang diamati dalam kasus infeksi coronavirus terkait lainnya (termasuk coronavirus sindrom pernafasan akut yang parah (SARS-CoV), coronavirus sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV)] dan infeksi pernapasan virus lainnya, seperti influenza selama kehamilan.

CDC mengatakan bahwa sementara risiko kepada publik Amerika tetap rendah saat ini, wanita hamil harus terus melakukan tindakan pencegahan biasa untuk menghindari infeksi, seperti sering mencuci tangan dan menghindari kontak dengan orang yang sakit.

CDC juga menyarankan fasilitas kesehatan untuk wanita hamil terisolasi yang terinfeksi COVID-19 dari pasien lain.

Gejala coronavirus termasuk batuk, sesak napas dan demam, yang terakhir bisa menyebabkan masalah bagi wanita hamil.

Mereka yang mengalami demam tinggi selama trimester pertama kehamilan bisa mengalami peningkatan risiko untuk cacat lahir tertentu.

Kehilangan kehamilan, termasuk keguguran dan lahir mati, telah diamati dalam kasus infeksi dengan corona virus terkait lainnya (SARS-CoV dan MERS-CoV).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News