Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Benci Ras

Oleh: Dahlan Iskan

Rabu, 16 Februari 2022 – 09:08 WIB
Benci Ras - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kelak akan diketahui, siapa yang mengambil pisau dapur di apartemen itu. Apakah Lee? Dengan maksud sebagai senjata untuk melawan? Atau Si Penguntit? Yang menggunakannya untuk membunuh Lee?

Yang jelas Si Penguntit bingung setelah itu. Ia bermaksud lari lewat pintu darurat kebakaran, tetapi sirine polisi terdengar mendekat.

Tetangga di seberang kamar Lee memang menelepon 911. Ia memang mendengar ada teriakan minta tolong dari kamar Lee. Teriakan itu seperti yang sering ia dengar di film-film: "Tolong, tolong, telepon ke 911".

Polisi pun datang. Si Penguntit bergegas balik badan. Ia putuskan untuk kembali ke kamar Lee. Lalu mengunci pintu dari dalam. Ditambah barikade seadanya.

Ketika polisi mengetuk pintu kamar Lee itu ada jawaban dari dalam. "Saya tidak memerlukan pertolongan polisi," ujar suara dari dalam –seperti suara yang dicewek-cewekkan.

Satu jam kemudian, polisi mendobrak pintu kamar Lee. Tidak ditemukan ada orang. Polisi menemukan tubuh mati Lee yang tergeletak di bak mandi. Polisi belum bisa menyimpulkan mengapa bagian atas Lee telanjang.

Apakah Lee sudah siap mandi? Atau Si Penguntit yang mencopotnya? Untuk apa? Akan dipotong-potong di bak mandi?

Kamar itu sepi. Tapi polisi yakin masih ada orang di dalamnya. Penggeledahan pun dilakukan. Ketemu: Si Penguntit bersembunyi di bawah tempat tidur.

Pokoknya orang keturunan Asia kini merasa tidak tenang di Amerika Serikat. Kian lama makin tidak aman. Korban terakhir: Christina Yuna Lee.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close