Beragam Strategi Caleg Gaet Pemilih, Berapa Uang Dihabiskan?
“Ini masih kumpulkan nota-nota dulu he-he-he,” tawanya saat ditanya berapa budget yang disiapkannya dalam kampanye tahun ini.
Soal dana kampanye, dirinya belum bisa menyebut angka. Tapi tak akan jauh berbeda dibanding periode sebelumnya. Tak akan ada perubahan gaya. Alternatif media sosial sebagai sarana kampanye pun tak diambilnya. Bercermin dari Pemilu 2014 lalu, dia yakin bertemu langsung dengan calon pemilih lebih efektif dibandingkan interaksi di dunia maya. “Seperti syair dalam lagunya Ebiet G Ade, ‘dari pintu ke pintu’,” katanya.
Baginya kampanye sebagai petahana lebih berat. Beban moral begitu terasa karena calon pemilih sudah bisa menilai kinerjanya. Tapi bagi dirinya, hal tersebut tak begitu berdampak besar. Karena baginya pemilih Balikpapan sudah cerdas dalam menilai siapa yang berhak dipilih kembali duduk sebagai wakil rakyat.
“Kalau kami (petahana) dipilih kembali. Berarti masyarakat masih mempercayai kami. Daripada coba-coba yang baru (caleg non petahana),” ungkapnya.
Metode kampanye dengan bertemu calon pemilih langsung bahkan menjadi agenda wajib bagi Puji Astuti. Pernah menjadi anggota DPRD Kaltim periode 2009-2014, Puji kembali mengikuti laga pencalonan untuk bisa duduk di kursi yang sama pada pemilu tahun ini.
“Sehari itu bisa delapan tempat saya melakukan pertemuan dengan masyarakat secara langsung,” kata pemegang penghargaan perempuan inspiratif 2014 itu.
Sasarannya lebih banyak ke kaum perempuan khususnya ibu rumah tangga. Tak harus banyak. Belasan orang cukup. Karena secara karakteristik, pembicaraan antara perempuan lebih simpel. Dan mudah menyebar gaungnya kepada lingkungan sekitar. “Yang penting saya hadir. Menyebarkan dulu nilai positif kepada calon pemilih,” sebut Puji.
Kampanye dengan reklame tetap dilakukannya. Di daerah pemilihannya di Balikpapan, dia tetap memasang reklame. Tapi sasaran hanya diberikan kepada kalangan yang pernah mengenalnya saja. Pemberitahuan jika dia ikut kembali mencalonkan diri.