Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (2)
Bayar Dua Gram untuk Yang Berparas CantikSelasa, 27 Januari 2009 – 00:42 WIB
Material yang mengandung emas biasanya dikumpulkan dalam karung. Setelah dianggap cukup, karung berisi material itu dibawa ke lokasi pendulangan. Dari proses pendulangan, akan dipisahkan serbuk atau buliran emas. Untuk mendulang, diperlukan air yang cukup sehingga 80 persen proses pendulangan dilakukan di kawasan aliran sungai.
Saking banyaknya para pendulang, aliran sungai di sana menjadi mampet. Bahkan, badan sungai tidak berbentuk lagi.
Mirip kubangan besar. Itu disebabkan banyak pendulang yang nekat menggali dasar atau pinggir sungai yang mengandung material emas. Yang memprihatinkan, seluruh aktivitas keseharian penambang tersebut dilakukan di kubangan itu. Mulai membangun kemah, makan-minum, beristirahat, hingga buang air besar. Tak sedikit pendulang yang terkena diare karena kondisi kotor tersebut.
Itu belum termasuk proses pendulangan yang menggunakan air raksa alias merkuri pada mesin tromol untuk memudahkan pengikatan serbuk emas. Limbah beracun tersebut juga dibuang seenaknya di kubangan itu. Tak pelak, para pendulang pun menjadi korban. Ada yang sekujur badannya mengalami iritasi dan gatal-gatal.