Berebut Menggali Rezeki Emas di Negeri Dewi Sri Bombana (3-Habis)
Ramai-Ramai Borong Motor, Diler Kehabisan StokRabu, 28 Januari 2009 – 00:39 WIB
Ketua Tim Penertiban Penambangan Pemkab Bombana Selamet Rigay menambahkan, setoran Rp 13,03 miliar itu hanya berasal dari penertiban. Pemkab belum menerima pemasukan dari proses eksploitasi emas. ’’Kami juga tidak punya BUMD yang khusus melakukan penambangan,’’ kata Selamet. Di antara 15 perusahaan yang mengajukan kuasa pertambangan (KP) di Bombana, lanjut Selamet, baru dua perusahaan yang disetujui. Itu pun izin mengeksplorasi, bukan mengeksploitasi.
Pemkab Bombana benar-benar menjadi kaya mendadak. Nilai setoran Rp 13,04 miliar itu langsung menutupi target perolehan PAD selama 2008 sebesar Rp 5 miliar. ’’Pada 2009, kami akan fokus ikut menambang melalui bagi hasil. Kami menargetkan PAD naik menjadi Rp 64 miliar atau naik 1.000 persen lebih,’’ kata Selamet yang juga asisten I Bidang Pemerintahan Pemkab Bombana.
Selain pendapatan Pemkab Bombana naik, warga juga ketiban rezeki nomplok. Dari pengamatan Jawa Pos, di sepanjang Kota Kasipute banyak berseliweran sepeda motor dan mobil gres yang rata-rata berpelat nomor Oktober–November 2008. Warga Bombana mulai membelanjakan uang hasil penambangan untuk kendaraan bermotor. ’’Sejak ramai emas, banyak diler yang kehabisan stok. Mereka minta tambahan stok ke Makassar, bahkan ke Surabaya,’’ kata Muzanni, pengelola Hotel Yayad. Bahkan, beberapa diler sengaja membuka showroom di pinggir jalan. Para calon konsumen itu umumnya membeli kendaraan dengan uang tunai.