Berharap Kemakmuran Filipina Meningkat
Bagi warga lokal, biaya hidup di Manila bisa dikatakan tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Untuk transportasi, misalnya, biaya naik jeepney atau mikrolet itu PHP 7 yang berarti tidak lebih dari Rp 2.500 sekali naik. Makanan yang terdapat di warung-warung tidak lebih dari PHP 50 atau Rp 15 ribu.
Tarif komunikasi di Filipina, bila dilakukan antaroperator, juga tergolong murah karena ada paket telepon, SMS, dan internet. Misalnya operator Globe yang menawarkan PHP 50 untuk jatah satu jam menelepon tiap hari dalam 3 x 24 jam.
Pengeluaran yang cukup besar tentu saja biaya menyewa tempat tinggal karena bisa mencapai PHP 2 ribu atau Rp 600 ribuan. "Yang mahal adalah keinginan untuk memenuhi gaya hidup," tambahnya.
Marlow Rosales, 33, yang bekerja di restoran pizza merek internasional, mengatakan bahwa urusan salary memang harus dilihat dalam satu sudut pandang. Pemilik modal dan pekerja disebutnya memiliki pandangan yang berbeda. Dia yakin Duterte bisa membuat orang Filipina menjadi lebih baik ke depannya.
"Saya memilih dia dan saya yakin ekonomi Filipino (sebutan untuk orang Filipina, Red) bisa membaik," katanya penuh harap. Sebagai pekerja restoran yang sering melayani pembelian dengan sistem antar, Marlow justru berharap infrastruktur dasar, yakni jalan dan kelancaran lalu lintas, perlu dibenahi. (*/c9/sof)