Berharap Siantar seperti Jembrana
Selasa, 14 September 2010 – 21:24 WIB

Pria asal Mandailing Natal (Madina), Sumut, itu mengingatkan agar Hulman-Koni memegang prinsip transparansi dan akuntabilitas saat menjalankan roda pemerintahan. Pasalnya, menurut Ray, selama ini problem utama pengelolaan pemerintahan di tingkat kota adalah maraknya korupsi yang dilakukan para pejabatnya. "Jika dua hal itu dipegang, sudah cukup untuk membuat masyarakat tidak kecewa. Karena pada dasarnya masyarakat Siantar sudah mandiri, pemerintahan hanya mengurus soal administrasi saja," ujar aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) itu.
Seperti diketahui, pelantikan pemenang pemilukada Kota Siantar ini sempat molor, yakni mestinya paling lambat dilakukan 15 Agustus 2010, sesuai habisnya masa jabatan walikota-wakilwalikota periode 2005-2010. Lantaran ada upaya pimpinan DPRD Siantar mengganjal pelantikan, bahkan berupaya Surat Keputusan (SK) pengesahan pengangkatan pasangan tersebut yang sudah dikeluarkan Mendagri Gamawan Fauzi dibatalkan, pelantikan molor.