Berikan Kuliah Umum di Universitas Jember, Rieke Sebut Pendiri Bangsa, Simak
Saat ini, menurut Sofyan, tidak mungkin dirinya ada di Jember, kalau tidak ada komitmen perjuangan dan ideologis dari Bu Rieke.
Dia juga mengaku diberi satu buku berjudul 'Pembangunan Semesta Berencana'. Buku itu dengan tegas mengatakan The Founding Fathers kita bahwa untuk mewujudkan pembangunan nasional yang mencerdaskan kehidupan masyarakat hanya bisa dilakukan dengan memotret lima aspek kesra, dengan dua pendekatan demokratik roller development dan data akurat.
“Ternyata setelah 77 tahun Indonesia merdeka, Indonesia masih dipertontonkan bagaimana kevalidasian data masih diragukan. Bayangkan setelah 77 tahun Indonesia merdeka, data kita masih invalid,” kata Sofyan yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Intitut Pertanian Bogor (IPB) ini.
Kemudian, kata Sofyan dirinya melakukan penelitian di tahun 2017, ditemukan 47,13 persen data yang digunakan pemerintah hari ini untuk melakukan pengukuran pembangunan, apakah itu indeks pembangunan manusia, indeks pembangunan pemuda dan lainnya dipakailah data yang berasal dari desa, yang bersumber dari profil desa ternyata tingkat erornya 47,13 persen.
“Tidak sesuai dengan kondisi aktual desa. Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan perencanaannya, bagaimana dengan implementasinya, dan monitoring evaluasinya,” ujarnya.
Sofyan menyebut persoalan tersebut terbukti saat pandemi Covid-19 melanda. Pemerintah mengalami kesulitan dalam penyaluran bantuan karena tidak menemukan data masyarakat yang valid.
“Itu terbukti saat Covid-19 memberikan ruang bahwa informasi tentang orang miskinpun tidak diketahui,” ujarnya.
Rektor Universitas Jember Dr. Iwan Taruna mengatakan tentu peraturan-peraturan yang disusun harus bercerminkan nilai-nilai Pancasila.