Berita Terkini Kebakaran Sumur Minyak di Aceh Timur
Pengeboran pun dilakukan secara manual. Untuk satu sumur, jumlah produksi minyak per hari berkisar 5 drum hingga 25 drum. Ribuan warga pun memilih menggantungkan hidup dari menambang. Selama ini belum pernah ada kejadian kebakaran ataupun ledakan sedahsyat ini.
“Mereka belajar ngebor itu otodidak karena faktor alam lihat teman ngebor ikut ngebor juga. Bukan dibekali kemampuan khusus,” jelas Iskandar.
Semburan api sumur minyak warga yang meledak di Desa Pasi Puteh, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Idris Bendung/Rakyat Aceh
Lokasi sumur minyak di Aceh Timur terletak di belakang rumah masyarakat dan sebagian di perbukitan jauh dari kampung. Dalam ‘berbisnis’ minyak mentah ini, pemilik lahan mendapat satu bagian. Selebihnya, untuk pemilik modal dan pekerja.
Lokasi di Kecamatan Ranto Peureulak memang ladang minyak. “Di sini kita bor sumur saja keluar minyak. Di kecamatan ini ada beberapa desa yang memang jalur minyak yang berlokasi dekat dengan beberapa telaga peninggalan Belanda dulu,” terangnya.
Selain masyarakat menambang secara ilegal, di Aceh Timur juga ada perusahaan Pertamina EP yang mengebor minyak. Lokasi tambang minyak ilegal milik masyarakat pun masuk dalam wilayah kerja PT Pertamina EP.
“Secara geologi, lokasi tersebut berada pada Formasi Seureula. Wilayah ini merupakan wilayah kerja PT Pertamina EP Aset 1 Field Rantau, di mana kewenangan pengelolaan wilayah kerja merupakan tanggung jawab pemilik wilayah kerja (Pertamina EP),” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Teuku Ahmad Dadek kepada wartawan.