Berkat Kecerdikan Indah, Nela Kembali ke Pelukan Bunda
Ketika Jawa Pos datang di rumah Tresia Rabu (7/3) pekan lalu, Nela menyambut dengan hangat. Rambutnya tidak lagi panjang seperti sebelum merantau. ’’Begitu sampai di Malaysia, rambutnya memang langsung dipangkas,’’ tutur Yanti.
Rumah yang dikelilingi ladang jagung itu begitu sederhana. Luasnya sekitar 30 meter persegi. Atapnya dari seng dan dindingnya dari pelepah sagu.
Lantainya masih berupa tanah yang dibuat lebih tinggi sejengkal dari halaman rumah. Di salah satu sudut rumah, ada tempat tidur beserta kasur pegas yang tampak masih baru. Kasurnya pun masih terbungkus plastik, belum dibuka.
Di sudut lainnya, terdapat lemari yang juga baru, setinggi 2 meter. Rupanya, Yanti-lah yang meminta Nela belanja perabotan.
’’Saya bilang ke dia, kamu sekarang sudah punya uang. Maka, kamu harus nikmati hasil kerja kerasmu,’’ lanjut perempuan 41 tahun itu.
Nela merupakan salah seorang TKW asal Kabupaten Malaka, NTT, yang mendapat pengalaman tidak menyenangkan selama di Malaysia. Dia ingat betul, pada 28 Mei 2009, berangkat ke negeri jiran itu.
’’Saya termotivasi karena melihat tetangga yang baru pulang dari Malaysia,’’ tutur Nela sembari menyajikan kopi.
Dia pun berusaha mencari tahu sendiri hingga akhirnya bertemu dengan perusahaan penyalur TKW. Gadis kelahiran 5 Mei 1984 itu lalu nekat berangkat ke Jakarta, tempat penyalur TKW.