Berkat Kipas Tangan, Guru SLBN 1 Wajo Raih Penghargaan
Alat yang dikembangkan Haerun tersebut memudahkan para siswa tuna rungu dalam membuat pola kipas tangan yang lebih cepat, praktis, dan aman karena siswa tidak lagi menggunakan gunting secara manual.
Ke depan, Haerun ingin mengembangkan alatnya tersebut dengan menambahkan dinamo untuk proses cutting sehingga lebih aman.
Menurut Haerun, kipas tangan dipilih sebagai produk yang dibuat karena masyarakat Bugis Makassar, khususnya ibu-ibu sering menggunakan kipas tangan dalam berbagai aktivitas dan sering dijadikan cinderamata khas Wajo.
"Ini menggunakan bahan baku dari sisa-sisa kain sutra yang selama ini tidak termanfaatkan tapi jumlahnya melimpah di Wajo," ujarnya.
Pria yang telah menjadi guru selama tujuh tahun tersebut tidak pernah menyangka bisa menjadi pemenang di tingkat nasional.
Pasalnya, saat seleksi nasional, peserta dari provinsi lain juga menampilkan produk-produk yang tidak kalah menarik.
Haerun berharap agar prestasi yang dicapainya tahun ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh guru-guru di Sulawesi Selatan untuk terus berkarya dan berinovasi dalam proses pembelajaran.
Haerun juga berharap para siswanya yang merupakan penyandang disabilitas bisa menggunakan produknya dalam berkarya setelah lulus dari sekolah sehingga bisa mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.