Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Berkelas Global, Bersinergi Indonesia Inc Pusat-Daerah

Sabtu, 30 April 2016 – 05:19 WIB
Berkelas Global, Bersinergi Indonesia Inc Pusat-Daerah - JPNN.COM
Menpar Arief Yahya. Foto: Dokumen JPNN

Charles Bonar Sirait, juga mempresentasikan soal Danau Toba, dengan cara yang khas. Dia datang menuju stage dijemput tarian tor tor, diiringi music gondang, khas Tapanuli dan pemberian ulos kepada Menpar Arief Yahya. Charles sempat menanyakan ke audience, siapa yang pernah ke Toba? Siapa yang sudah mencoba terbang via Bandara Silangit? Siapa yang sudah pernah berenang di Danau Toba? Pertanyaan terakhir itu, hanya 2 orang dari sekitar 300 audience yang menunjukkan jari.

Sesi lain yang cukup mendapat perhatian orang-orang pariwisata itu adalah pemaparan empat Deputi Kemenpar, yang dipandu oleh moderator Hari Untoro. Mereka itu I Gede Pitana, Esthy Reko Astuty, Ahman Sya dan Dadang Rizky. Sesi lain yang tampil di Rakornas itu diakhiri dengan presentasi Ketua Pokja 10 Top Destinasi Hiramsyah Sambudhy Thaib dan Lalu Fauzol, Kadispar NTB yang mewakili 10 Destinasi itu. Sesi ini dipimpin oleh moderator Prasetyo Aribowo, Kadisbudpar Jawa Tengah.

Menpar Arief Yahya selama 59 menit mempresentasikan Great Spirit Grand Strategy Kemenpar. Rakornas yang diikuti seluruh pejabat Kementerian, Kadispar Provinsi dan beberapa Kadispar Kabupaten, Asosiasi, pelaku bisnis pariwisata itu cukup terinspirasi dengan spirit yang tengah dibangun Arief Yahya. “Strategi itu penting untuk membuat perusahaan menjadi baik. Spirit itu lebih penting, untuk membuat sebuah perusahaan menjadi hebat,” jelas Arief Yahya.

Ada pesan khusus yang diucapkan Arief Yahya. “Kita harus punya “musuh bersama”, agar kita tidak bertengkar sendiri di dalam. Kita sudah memutuskan, bahwa lawan kita secara emosional adalah Malaysia. Lawan secara professional adalah Thailand. Kita masih jauh tertinggal dengan dua negara tersebut,” katanya. Lawan yang dimaksud di sini bukan bersifat politis atau militer. Lawan yang dipikirkan Menpar Arief Yahya sejatinya adalah benchmark, agar kita bisa berkaca, seberapa hebat posisi Wonderful Indonesia diantara negara-negara se kawasan.

Menpar juga ingin menunjukkan bahwa jika kita serius, tidak ada yang tidak bisa diraih. Termasuk mengalahkan dua benchmark di ASEAN itu. “WIN-Way atau spirit Wonderful Indonesia Way yang dibangun menggunakan prinsip 3S, solid, speed, smart. Solid itu implementasinya pada kekompakan, menuju Indonesia Incorporated. Speed itu mengacu pada instruksi presiden bahwa tahun 2016 adalah tahun percepatan. Siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Yang terakhir, smart akan dilakukan dengan cara go digital,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini.

Arief juga mengingatkan, era sekarang dan ke depan, adalah era digital. Tidak mungkin orang bisa hidup tanpa smartphone. Handphone sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan dasar. “Karena itu, more digital, more personal. More digital more professional, dan more digital more global," paparnya. (ray/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News