Berkunjung ke Museum Perang di Vietnam dan Kamboja
Lihat Kehebatan Vietkong dan Kejamnya Tentara Pol PotKamis, 12 Agustus 2010 – 08:08 WIB
Ada pula kamp-kamp dari kayu. Kamp itu digunakan para pejuang Vietkong untuk membuat senjata dan ranjau darat. Amunisinya berasal dari mesiu rampasan tentara Amerika. Hingga kini, masih ada ratusan ranjau darat yang tertanam di hutan-hutan Vietnam, baik yang masih aktif maupun yang sudah mati. "Tentara kami masih terus berupaya menjinakkan ranjau-ranjau itu," ujar Lang.
Lokasi yang paling menarik dikunjungi adalah lorong bawah tanah. Tinggi lorong sempit itu hanya sekitar 75 cm sehingga untuk menyusurinya, pengunjung harus merunduk dan berjongkok. Begitu masuk ruang bawah tanah, tentara Amerika memang kesulitan untuk menemukannya. Tak heran, tentara Amerika merasa sedang perang melawan tentara hantu. "Karena dengan secepat kilat, mereka bisa menghilang atau menyerang lawan. Banyak tentara Amerika yang stres melawan Vietkong," cerita Lang.
Setelah puas mengunjungi Cu Chi Tunnels, rombongan kemudian diajak menuju ke Museum Genosida di Phnom Penh, Kamboja. Museum itu berada di bangunan bekas sekolah yang menjadi penjara para korban kekejaman Jenderal Saloth Sar atau Pol Pot, Sekjen Partai Komunis Kamboja (1963?1979). Museum itu biasa disebut Penjara S 21 Tuol Sleng. Penjara tersebut difungsikan pada 1976-1979.