Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Berlibur di Jogja? Jangan Lupa Nikmati Spa Pinggir Kali

Senin, 13 Maret 2017 – 19:11 WIB
Berlibur di Jogja? Jangan Lupa Nikmati Spa Pinggir Kali - JPNN.COM
Layanan spa tour atau pijat kaki di pinggir kali yang sedang dikembangkan di desa-desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Foto: Kemenpar for JPNN.Com

jpnn.com, YOGYAKARTA - Pijatan lembut di kaki ditingkahi suara gemericik air dan udara segar dan semilir angin menjadi salah satu andalan wisata di Yogyakarta. Kini, di provinsi yang kaya dengan budaya itu ada layanan pijat kaki atau foot massage yang digelar di tepi sungai.

Para terapis itu duduk di dingklik memunggungi aliran air sungai yang jernih. Sedangkan yang dipijat duduk di kursi malas sembari leluasa memandangi air yang mengalir. Atau, bisa juga dipijat sembari memandang pepohonan hijau di seberang sungai.

Itulah salah satu bagian dari layanan spa tour yang disiapkan untuk para wisatawan. Kini, layanan itu dikembangkan di desa-desa wisata yang menyebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ketua Asosiasi Terapis Spa Yogyakarta (ASTY) Lastiani Warih Wulandari mengatakan, wisatawan bisa memilih lokasi untuk menikmati pijatan. “Sejumlah desa Wisata yang sudah siap adalah Desa Wisata Gunung Purba Nglanggeran, Desa Wisata Kembangarum maupun di Cangkringan Resort and Spa,” ujarnya, Minggu (12/3).

Selama setengah jam, kenikmatan pijat di kaki tersebut bisa dinikmati para tamu wisata spa. Sebab, foot spa merupakan salah satu layanan andalan baru untuk menarik wisatawan datang ke desa wisata.

Wulan –panggilan akrab Lastiyani Warih Wulandari- menjelaskan, wisata spa benar-benar mengangkat potensi lokal. Ibu-ibu di sekitar lokasi yang diberdayakan. Sumber daya alam yang ada di sekitar dioptimalkan.

Para tamu selain mendapatkan layanan SPA sesuai paket juga akan mendapatkan suguhan makanan sehat berbahan lokal. Aneka minuman dan makanan tradisional bisa dinikmati. Ada teh serai, wedang secang, kunir asem, temu lawak.

Lalu ada jadah manten (jadah bakar), wajik, sawut, salak bakar, salak godhog (rebus) dan lainnya. “Semua kekayaan lokal tersebut disiapkan oleh ibu-ibu setempat,” tambah kandidat doktor bidang pariwisata di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Pijatan lembut di kaki ditingkahi suara gemericik air dan udara segar dan semilir angin menjadi salah satu andalan wisata di Yogyakarta. Kini, di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close