Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Minggu, 15 Agustus 2010 – 10:00 WIB
Di Prancis saya pernah mengalami suhu maksimum 44 derajat Celsius. Itu hanya terjadi beberapa jam. Tetapi, siksaan yang tak terkira adalah saat menyusuri jalanan yang menghubungkan kota Lisabon (Portugal) dengan Sevilla, Spanyol. Selama lima hari bersepeda saya dipanggang suhu udara dalam temperatur rata-rata 47 derajat Celsius. Terasa sekali otak rasanya juga ikut memuai, tak bisa berpikir lagi selain ingin berteduh. Tapi, apa daya, saat berteduh di bawah bayang-bayang pepohonan pun suhu udara berada di kisaran 39 derajat Celsius.
Sedihnya, udara yang diembuskan angin pun udara panas. Bahkan, untuk minum, air di dalam bidon (botol minum yang diletakkan menempel di sepeda, Red) pun panas sekali. Saya hanya bisa berdoa agar selalu diberi kekuatan di tengah suasana gersang, tandus, dan kering ini.
Saat melintasi perbatasan Portugal-Spanyol, yakni kota kecil Rosal de La Frontera, tiba-tiba ban belakang meletus. Rupanya ban luar aus tanpa saya sadari. Itu terjadi pada Km 2.700-an. Secepatnya saya ganti dengan ban luar cadangan. Sialnya, ukurannya tidak sesuai. Tidak kehabisan akal, dengan dibantu oleh Jose Emanuel (pengendara mobil mobil yang kebetulan lewat), saya kerat ban cadangan tersebut. Keratan itu saya jadikan pelapis dalam ban luar yang rusak. Ban luar roda depan yang relatif masih bagus saya tukar dengan roda belakang. Hasilnya lumayan, hari itu saya masih mampu bersepeda lebih dari 20 kilometer hingga saat istirahat berkemah.