Bermalam di Hutan, Dijaga Anjing Liar Hitam
Minggu, 15 Agustus 2010 – 10:00 WIB
Anjing itu terus mengikuti. Saat sepeda saya meluncur di jalan menurun, anjing itu mencoba mengejar sekuat tenaga. Saya lihat ia kelelahan. Saat istirahat, saya lalu membuat tempat minum dari bekas botol air kemasan untuk si hitam. Saya sendiri kekurangan air. Tapi, dalam perjalanan itu, senang rasanya kami bisa saling berbagi.
Setelah lebih dari sembilan kilometer anjing itu berlari mengikuti, kami akhirnya tiba di sebuah permukiman. Saya berharap, ada seseorang yang mau menerima anjing itu. Apalagi, ia jenis anjing bagus dan pintar. Kami berdua istirahat dan berbagi kue di pinggir jalan. Ia terlihat mulai nyaman dengan situasi baru di permukiman itu. Dari seberang jalan, beberapa ekor anjing menyalak melihat kedatangan kami.
Itu terbukti, saat saya mulai bergerak untuk melanjutkan perjalanan, si hitam memandang acuh tak acuh. Mungkin kecapekan. Tapi, itu lebih baik daripada ia harus mengikuti saya terus. Saya berdoa semoga ia mendapatkan majikan baru. Sampai sekarang saya masih teringat kenangan bagaimana ia berlari beringsut jika didekati dan kegirangan saat diberi air minum.