Bermodal Kuali, Bripka Ade Nofrianto Melakukan Hal yang Sangat Luar Biasa
Sayangnya, rangkaian tersebut, belum membuahkan hasil sama sekali. Beberapa video yang ditontonnya melalui aplikasi juga tidak banyak membantu.
Akhirnya, salah seorang temannya menyarankan untuk mempelajari salah satu buku, yakni, hukum frekuensi atau gelombang karangan Heinrich Rudolf Hertz seorang fisikawan Jerman yang namanya diabadikan dalam satuan frekuensi hertz.
“Setelah membaca buku tersebut, saya makin penasaran dan tertantang. Bahkan, keseharian saya, selain piket, saya habiskan di gudang ini. Bahkan, saking kesalnya, istri sempat menyuruh saya tidur di gudang, karena sibuk di gudang terus. Namun, setelah mulai berhasil mendapatkan sinyal 4G, baru ada semangat lagi,” ungkap pria kelahiran Talang, 19 Juli 1982 tersebut.
Bripka Ade mengatakan, alat penangkap sinyal 4G ciptaannya tersebut, tetap bergantung kepada tower yang memiliki sinyal 4G.
Dia mengatakan, untuk wilayah Sioban, ada dua tower yang bisa diambil frekuensinya, yakni tower Desa Matobe dan tower 4G Desa Nemnemleleu.
“Untuk bisa mengambil frekuensi gelombang sinyal maksimal jarak tower dengan jarak tarik lurus 3 kilometer,” ujar ayah dari Asadul Usud (8).
Lebih dari jarak tersebut, kata Bripka Ade, sinyal tidak akan cukup optimal.
Saat ini, sambungnya, lebih kurang 80 rumah atau keluarga di Sioban menggunakan hasil karyanya tersebut. Semenjak memanfaatkan perangkat alat dapur tersebut, mulai muncul pameo yang berkembang di tengah masyarakat Sioban.