Berpotensi Meletus Lagi
Hujan Abu Tebal Selimuti TlogoleleKamis, 28 Oktober 2010 – 08:43 WIB
Purwono menyatakan, hujan abu di Desa Tlogolele mungkin terjadi karena bekas lahar panas yang meleleh terbawa angin. Hal tersebut mengakibatkan hujan abu di lereng Merapi. "Abu vulkanik itu berbahaya. Warga diharapkan tetap mengenakan masker," katanya.
Sehari setelah erupsi, aktivitas Merapi terus menurun. Meski demikian, status awas masih diterapkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta. Dengan status awas tersebut, dimungkinkan masih terjadi erupsi susulan. Data seismik yang terekam sesaat sebelum letusan di Pos 2 Pengamatan Merapi Desa Jrakah, Kecamatan Selo, menunjukkan interval grafis gelombang yang padat dan berimpitan. Dalam 24 jam kemarin, tercatat 629 guguran, 397 gempa MP, 332 gempa vulkanik, dan empat low frequency (LF).
Setelah letusan, Rabu (27/10) mulai pukul 00.00 hingga 06.00, aktivitas Merapi menurun drastis. Hanya tercatat 15 guguran serta 12 kali MP. Aktivitas gempa lainnya, seperti gempa vulkanik, tidak tampak di layar monitor seismik. "Status awas belum dicabut. Mungkin, masih terjadi letusan susulan," terang Purwono.