Bersilaturahmi ke Pesantren, Jokowi Bahas Isu PKI
jpnn.com, SEMARANG - Presiden Joko Widodo kembali bersilaturahmi dengan para santri dan pengurus Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (20/10).
Pada kesempatan ini, Jokowi, begitu dia biasa disapa, kembali mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan saling menghargai dengan sesama. Sebab sebagai bangsa, Allah SWT memang menganugerahkan keberagaman bagi Indonesia.
“Sudah menjadi sunatullah bahwa bangsa ini memang beragam, berbeda-beda. Jangan sampai antaragama, antarsuku, antardaerah menjelekkan, mencela, tidak saling menghargai tidak saling menghormati,” kata Jokowi.
Dia pun mengutarakan kekhawatirannya dengan bertebarannya kabar bohong, hoaks, maupun fitnah di media sosial yang marak menjelang pemilihan umum (Pemilu), pemilihan bupati atau walikota, pemilihan gubernur, hingga pemilihan presiden.
“Itu bukan tata karma Indonesia. Itu bukan etika Indonesia, itu bukan nilai-nilai Islami kita,” tegasnya.
Mantan wali kota Surakarta itu bahkan kembali menyinggung soal hoaks yang kerap menimpanya. Itu terkait dengan berita bohong yang menyebut dirinya seorang aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal PKI dibubarkan pada tahun 1965, sementara dirinya lahir pada tahun 1961.
”Umur saya baru empat tahun masa sudah jadi aktivis PKI, masa ada PKI balita? Ada juga gambar DN Aidit ketua PKI waktu pidato tahun 1955, di sebelahnya ada saya coba, saya lahir saja belum. Itulah jahatnya politik, jahatnya fitnah seperti itu. Tapi ada yang percaya, tanya langsung ke saya, ya saya jelaskan,” tutur suami Iriana.
Di akhir sambutannya, presiden ketujuh RI ini pun mengajak semua pihak, utamanya yang ada di pondok pesantren, untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki karakter.