Bertemu Almarhum Suami, Nenek Tersesat Lewati 3 Gunung
jpnn.com - SITUBONDO - Sudiya, nenek 78 tahun asal Dusun Ardiwilis, Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, dapat diselamatkan setelah tersesat di pegunungan di Curah Kopo, Kecamatan Kendit, Situbondo.
Sudiya keluar rumahnya Sabtu (18/1). Dia pergi ke sebuah hutan milik Perhutani untuk mencari kayu bakar yang akan digunakan untuk memasak. Berdasar pengakuan si nenek, saat berada di lahan milik Perhutani tersebut, dirinya bertemu dengan almarhum suaminya, Pak War, yang sudah lama meninggal.
Berawal dari pertemuan itu, Sudiya pun seolah tak ingat bahwa suaminya telah tiada. Selanjutnya, dia diajak naik gunung oleh orang yang konon arwah suaminya tersebut. Dirinya naik-turun tiga gunung hingga tersesat di pegunungan Curah Kopo, Kecamatan Kendit.
Nenek itu tersesat selama tiga hari. Sejak 18 Januari hingga kemarin, Sudiya tidak makan. Dia hanya meminum air hujan. ''Yang muda dan badannya sehat saja belum tentu bisa naik gunung sampai ke sana. Menuju Curah Kopo harus melewati tiga gunung,'' terang Sahma, 65, adik kandung nenek tersebut.
Pada 18 Januari lalu, Sahma mengumumkan kepada warga Dusun Ardiwilis bahwa kakaknya menghilang. Pada saat itu keluarga dan warga sekitar berusaha mencari. Namun, hasilnya nihil. ''Saya lihat lampu rumah Mbak (Sudiya) tidak dimatikan. Setelah saya datang ke rumahnya, ternyata dia tidak ada. Saya pun kabarkan kepada warga, tapi tidak ketemu,'' kata Sahma.
Setelah tiga hari kemudian, ada seorang pencari kroto (telur semut) yang singgah di pegunungan Curah Kopo tersebut. Tanpa disangka, pencari semut itu bertemu dengan si nenek di pegunungan tersebut. Saat ditemukan, kondisi tubuh nenek tersebut sangat lemah.
Karena tidak mungkin menggendong nenek tersebut melewati tiga gunung, si pencari telur semut lantas kembali ke permukiman warga untuk mengabarkan perihal penemuan nenek tua di Curah Kopo tersebut. ''Agar tidak hilang, jalan yang melewati tiga gunung ditandai pencari semut itu. Sebab, nenek itu sudah pikun,'' terang AKP Wahyudi, Kasubbaghumas Polres Situbondo.
Warga pun menjemput Sadiya bersama tim SAR TRC BPBD, Kodim 0823, dan Tagana Situbondo. Nenek itu akhirnya dievakuasi ke rumahnya pada Senin malam (20/1). ''Sampai saat ini, dia dirawat di puskesmas karena kondisinya sangat lemah,'' terang Basuki, kepala Dinas Sosial Kabupaten Situbondo. (rri/als/bh)