Bertemu Ketum LDII, Ketua MPR Sebut Sistem Demokrasi Indonesia Perlu Perbaikan
“Sebenarnya kita mempunyai ekspektasi tinggi saat Reformasi agar bisa mendongkrak ke arah yang lebih baik. Tapi semua itu memerlukan waktu dan perlu penyesuaian dari berbagai pihak. Kita membutuhkan proses agar benar-benar matang dan membumi,” tambahnya.
Menurut pandangannya, pendapatan per kapita dan literasi pendidikan yang masih rendah menjadi salah satu faktor penyebabnya.
“Pilihan demokrasi kita menurut pribadi saya, belum waktunya kesana. Karena income per kapita kita masih rendah dan literasi pendidikan kita masih rendah dibandingkan dengan nilai-nilai Barat, yang demokrasinya bisa maju karena masyarakatnya juga sudah maju,” ujarnya.
Bamsoet menambahkan membangun wawasan kebangsaan harus dilaksanakan masif agar dapat menjangkau seluruh elemen masyarakat dan mengisi setiap ruang publik.
"Dan yang tidak kalah pentingnya, membangun wawasan kebangsaan harus dilaksanakan secara berkesinambungan, agar tertanam kuat dan tidak mudah goyah oleh arus perubahan zaman," kata Bamsoet.
Dalam pertemuan itu, Bamsoet mengapresiasi kontribusi yang memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
“Saya mengapresiasi kontribusi LDII yang gerakannya selalu pada nilai-nilai kebangsaan, pertanian, sumberdaya alam, SDM dan seterusnya. Tidak hanya bicara tentang agama tapi juga bicara soal kehidupan yang berkeadilan, kesejahteraan dan memerangi kebodohan,” ujarnya.
Sementara, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan ormas Islam sebagai civil society memilik peran dalam memperkuat semangat Reformasi.