Biasanya Moreira Suka Usil, Jelang Dieksekusi Teriak-teriak
Gularte Sering Membenturkan Kepala ke TembokDi kota itu Jeffri berjanji akan menemui Utomo pada pukul 14.00 di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilacap. Sayang, pada jam yang telah direncanakan, yang punya janji tidak kunjung datang. Utomo yang menghubungi dia mendapat jawaban bahwa Jeffri masih dalam perjalanan menuju Cilacap dari Purwokerto.
Baru pada pukul 15.30 salah seorang petugas kejari meminta kami masuk ke ruang kerja Kepala Kejari Cilacap Edyward Kaban. Ternyata, Jeffri sudah berada di ruangan tersebut.
Dalam pertemuan itu, Jeffri menginformasikan bahwa akan ada pemberitahuan eksekusi kepada sejumlah terpidana mati. ’’Rencananya, Rabu malam atau Kamis dini hari kami beri tahu para terpidana,’’ ujarnya.
Mendengar itu, Utomo sangat kaget. Dia mempertanyakan kebijakan tersebut. Sebab, sebelumnya dari Kejagung dia menerima informasi bahwa eksekusi dilakukan pada 22 Januari. ’’Kalau begini, kasihan keluarganya tidak bisa bertemu dengan Moreira,’’ ujarnya.
Namun, apa mau dikata, protes itu tidak bisa mengubah keputusan. Utomo dan Cordoso tidak mau berdebat. Saat itu yang paling penting ialah bertemu dengan Moreira dan Gularte.
’’Kalau protes lebih keras, dikhawatirkan malah tidak bisa ketemu dengan Moreira dan Gularte,’’ ujar Karim.
Akhirnya, sekitar pukul 17.00, dengan menggunakan empat unit mobil, rombongan Kedubes Brasil bersama petugas dari Kejaksaan Cilacap dan Banten meluncur ke Nusakambangan. Ketika itu, Utomo baru sadar bahwa Jeffri mengajak menjenguk dua kliennya karena Kejagung telah menginstruksikan eksekusi mati.
Perjalanan dari Kantor Kejari Cilacap hanya membutuhkan 20 menit sampai di Dermaga Wijayapura. Dermaga itu merupakan penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan. Empat mobil tersebut langsung masuk ke feri milik kejari.