Biayai Divestasi Freeport, Inalum Cari Utang Rp 55 Triliun
’’Itu minimal 25 persen di-hedging (lindung nilai). Khususnya bagi BUMN yang posisinya terbuka. Artinya, dia pinjam dolar, tetapi revenue-nya bisa rupiah,’’ ujar Aloysius di gedung DPR, Selasa (24/7).
Dia menjelaskan, saat ini BUMN masih menunggu momen yang tepat untuk menerbitkan utang luar negeri.
Sebab, di tengah tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, utang dapat membebani keuangan BUMN.
Pada 2017, komposisi utang luar negeri terbesar berasal dari pemerintah mencapai Rp 2.402,00 triliun. Utang luar negeri swasta Rp 1.881,00 triliun.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Asman Natawijaya menuturkan, pihaknya mempertanyakan utang luar negeri BUMN yang terus membengkak.
’’Seperti Pertamina diberi penugasan seolah-olah subsidi. Jangan begini, makin banyak utangnya,’’ kata Azam. (vir/c14/oki)