Bidan Cantik Ditemukan Tak Bernyawa di Pustu Dowora
Ia berharap pelaku, yang sengaja menghabisi nyawa almarhum Afivah Arachman (24), jika sudah ditangkap dapat dihukum mati.
“Jadi kami keluarga minta nyawa harus dibayar dengan nyawa,” kata Sabtu Hi. Abas, ibu almarhum saat ditemui Malut Post di Rumah Sakit Daerah (RSD) Tikep, ketika menunggu almarhum divisum.
Dikemukakan, almarhum adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Dimana saat masih hidup almarhum dikenal sangat menyayangi keluarganya. Setelah lulus akademi kebidanan Gatra Buana Tidore, almarhum langsung memilih mengabdi sebagai honorer dan bertugas di Pustu Dowora.
“Almarhum memang dikenal baik, dan dia tinggal di pustu ini,” kata dr. Rina, dokter yang bertugas di Pustu, saat dikonfirmasi Malut Post (Jawa Pos Group) di Pustu Dowora Tikep kemarin.
Pihak keluarga, melalui sepupu almarhum, Hatta Hamja mendesak pihak kepolisian agar secepatnya mengungkap kasus ini.
“Ini adalah tugas baru pak Kapolres yang baru (AKBP Azhari Juanda, red), untuk bisa mengungkap kasus ini agar pelakunya dapat ditahan dan dijerat dengan hukuman yang setimpal, bahkan bila perlu hukuman mati,” tandasnya.
Almarhum semasa hidupnya berpacaran dengan salah satu pemuda di Desa Mare Gam bernama Zainudin Serure. Keduanya sudah berpacaran cukup lama, dan pernah berjanji akan menikah pada 2018 mendatang, dengan ongkos perkawinan sebesar Rp 50 juta. Namun janji itu justru tak dapat lagi diwujudkan.
Zainudin terlihat menangis saat melihat kekasihnya itu sudah tidak bernyawa dan terbaring di atas tempat tidur di RSD Kota Tikep. Meski polisi belum mengungkap motif kasus ini, namun bagi Zainudin dari kondisi fisik almarhum, dia menduga kekasihnya dibunuh.