Bikin Konsep Aplikasi Curhat, Raih Penghargaan dari Jerman
William mengakui, meskipun menimba banyak ilmu dengan mengikuti konferensi-konferensi internasional, dari segi menjalankan usaha dirinya masih pemula. ’’Kalau memulai usaha mandiri, sebenarnya sejak kuliah. Sebab, sejak kecil saya diajari mandiri oleh keluarga saya. Termasuk ketika saya kuliah, ditanamkan rasa malu untuk tetap meminta uang jajan. Dari situlah semangat entrepreneurship saya tumbuh,’’ terangnya.
Berbagai bisnis pernah ditekuni William sejak kuliah. Jatuh-bangun pun dia rasakan. Dia lantas tertawa mengingat saat dia bisnis gadget dan bangkrut karena ditipu orang. ’’Dari jatuh itu saya belajar. Makanya, semakin banyak jatuh jangan semakin menyerah, karena dari situlah kita belajar,’’ ujarnya.
Kini alumnus SMAK 5 BPK Penabur itu mengaku sedang menekuni bisnis kuliner dan kerajinan di Bandung. Dari serangkaian bisnis yang digelutinya itu, William mengaku bisa mandiri selama menempuh kuliah. Bukan hanya tidak meminta uang saku, tapi dia juga bisa membiayai kuliahnya sendiri. Meski banyak waktunya digunakan untuk belajar berbisnis dan memberdayakan masyarakat, kegiatan akademik William tak terganggu. Beberapa kali William mendapatkan beasiswa karena prestasi akademiknya memadai dan akhirnya lulus tepat waktu dari ITB. (noe/c2)