Bilal Salat Id Meninggal Usai Persilakan Khotib Naik Mimbar
"Suara beliau kalau adzan dan bilal sangat merdu," ucap Nidham.
Sementara itu, Hanik mengungkapkan, sejak tiga hari terakhir suaminya selalu mengenakan pakaian baru dan wangi-wangian. Yang paling tidak bisa dilupakan, sebelum berangkat ke masjid, suaminya minta dibuatkan wedang jahe, kemudian mencium pipi kanan dan kirinya, lantas berwudhu dan berpamitan ke masjid.
"Tidak seperti biasanya. Saya dipamiti dan dicium. Sepulang dari masjid, baru biasanya saya yang menciumnya," ungkap ibu tiga anak tersebut.
Hal lain juga dirasakan anak sulung almarhum, Ahmad Ridho, yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. Sejak Jumat lalu, dia menyatakan kangen rumah dan kampung halaman. Keinginan pulang tersebut baru kesampaian setelah mendengar kabar bahwa ayahnya meninggal saat menjadi bilal Salat Id.
"Insya Allah saya akan teruskan perjuangan ayah menjadi bilal di masjid," papar kakak dari Ibnu Qushoiyi dan Nayla itu.
Ghofar yang saat itu bertindak sebagai khotib menuturkan sangat terkejut dengan meninggalnya Sarkowi. Maklum, kejadian itu dinilai sebagai peristiwa langka. Apalagi peristiwa tersebut terjadi di hadapannya langsung.
"Ini kejadian sejuta satu. Tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup. Setelah mengucap takbir sembilan kali dan ’la ilaha illallah’ tiga kali langsung meninggal dunia," ungkapnya.
Meninggalnya Sarkowi, lanjut dia, adalah wafat yang khusnul khotimah dan jarang ditemukan di tempat lain. Apalagi momennya juga sangat luar biasa, yakni sewaktu Salat Id. Bahkan, menurut keterangan salah satu hadits, siapa yang akhir hidupnya membaca kalimat tauhid, ’’la ilaha illallah’’, dijamin masuk surga.