BIN Sebut Penembakan Polisi Berlatar Belakang Dendam
jpnn.com - JAKARTA - Teror terhadap aparat kepolisian kembali terulang. Dua anggota Bimas tewas ditembak orang tak dikenal. Kapolri Timur Pradopo pun berjanji untuk bertindak cepat mengungkap kasus penembakan tersebut. "Tentunya dari langkah-langkah olah TKP dikembangkan. Mudah-mudahan dalam waktu secepatnya segera terungkap," tegasnya.
Terkait motif penembakan, Timur belum mau berbicara banyak. Namun, dia mengakui bahwa banyak yang berpendapat bahwa motif penembakan tersebut adalah dendam terhadap aparat kepolisian. "Saya kira banyak pendapat itu. Tapi yang jelas, Polri memerangi paling depan untuk terorisme. Saya kira itu bagian yang harus kita analisis, sehingga langkah-langkah akan lebih efisien untuk pengungkapan kasus ini,"jelasnya.
Ketika ditanya apakah kasus penembakan polisi sebelumnya terkait dengan kasus terkini, Timur juga enggan menyimpulkan. Dia hanya menuturkan akan menindaklanjuti setiap informasi yang didapat pihak kepolisian. "Kita tunggu perkembangan (penanganan kasus). Tentunya semua, sekecil apapun informasi akan kita tindak lanjuti,"imbuhnya.
Berbeda dengan, Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman. Mantan Komandan Kodiklat TNI AD itu menuturkan adanya indikasi kuat bahwa penembakan terhadap aparat kepolisian tersebut saling terkait dan dilakukan kelompok yang sama.
"Ini karena mereka merasakan keberhasilan-keberhasilan sebelumnya, sehingga mereka terus melakukan itu (penembakan). Dilakukan oleh kelompok yang sama, indikasinya sangat besar,"ujarnya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.
Marciano melanjutkan, kelompok tersebut memiliki agenda pembalasan terhadap aparat kepolisian. Tindakan kriminal yang dilakukan kelompok tersebut bisa jadi bentuk teror atau sekedar upaya untuk menganggu stabilitas keamanan. Terkait hal tersebut, BIN mengaku telah memberi peringatan sejak lama kepada pihak kepolisian. "Mereka ada agenda pembalasan terhadap aparat keamanan. Dan itu sudah kita informasikan lama,"tegasnya.
Meski telah ada peringatan, kejadian penembakan terhadap aparat terus berulang. Marciano menilai ada kelemahan dalam sistem sehingga insiden tersebut masih terjadi. "Berarti kelemahan itu masih ada. Sehingga korban masih jatuh.
Menkopolhukam Djoko Suyanto membenarkan adanya motif dendam terhadap aparat kepolisian dalam kasus penembakan tersebut. Djoko memaparkan, balas dendam tersebut didasari adanya tindakan penangkapan terhadap kerabat atau teman dekatnya oleh aparat keamanan. "Tindakan teror ini tidak pernah berhenti. Sekarang modusnya berbeda dengan yang dulu. Motifnya sudah berubah dendam kepada polisi karena teman-temannya yang ditangkap,"tegasnya.