Bingung Bisa Terima Banyak SMS
Minggu, 27 Juli 2008 – 07:44 WIB
Setahu Gisel, sumber SMS itu dari keluarga para kontestan. Ada yang memborong pulsa, dibagikan kepada kerabat, lalu kompak ber-SMS bersama mendukung jagoannya.
Tapi, kata Gisel, keluarganya tidak bisa seperti itu. Gadis kelahiran Surabaya, 16 November 1990, itu mengaku berasal dari keluarga sederhana. ’’Aku nggak ngerti selama ini aku dapat SMS dari mana saja,’’ ucapnya saat berkunjung ke Graha Pena Jawa Pos, Jakarta, Rabu (23/7).
Banyak orang mengira Gisel adalah anak orang kaya. Ketika banyak orang mengira ayahnya belanja pulsa untuk ’’ngebom’’ SMS, perempuan berkulit putih itu kesal. ’’Orang mikirnya aku orang kaya yang monopoli SMS. Padahal, nggak sama sekali. Aku gemes aja. Penampilan aku dari sananya memang begini. Orang-orang berpikir aku keturunan Tionghoa. Tapi, kan nggak semua (orang Tionghoa itu kaya),’’ jelasnya.
Gisel mengatakan, ayahnya, Alal Suryanto, bekerja wiraswasta menjadi tukang service AC. Menurut dia, pekerjaan itu pun tidak setiap hari ada, bergantung ada klien atau tidak. Sementara ibunya, Rita Ningsih Marbun, ibu rumah tangga biasa. ’’Dulu sih sempat buka laundry kiloan,’’ ujarnya.
Gisel sebenarnya maklum jika kebanyakan orang menganggap dirinya anak orang kaya. Dia telanjur sekolah di salah satu sekolah berbiaya tinggi di Surabaya. Bahkan, sejak TK. ”Sebab dari dulu dianjurkan saudara-saudara. Tapi, dapat keringanan terus. Setiap tahun datang ke sekolah bawa surat keterangan nggak mampu dari RW, surat keterangan dari gereja, terus ditinjau dulu ke rumah apakah benar nggak mampu,’’ kata Gisel, yang tinggal bersama keluarganya mengontrak di rumah kecil kawasan Wisma Tengger, Surabaya.