Bjorka Shinta
Oleh: Dahlan Iskanjpnn.com - AWALNYA saya mau menulis soal peretasan data. Yang lagi ramai itu. Namun saya tidak tahu banyak dunia itu. Saya ingin menelepon seseorang. Tidak untuk wawancara. Hanya untuk belajar: apa itu hacking.
Sering sekali saya belajar dulu kepada seseorang sebelum melakukan wawancara. Itu juga yang saya ajarkan kepada wartawan baru. Sejak dahulu. Pun sampai sekarang.
Saya pun ingat nama Shinta. Mungkin dia bisa mengajari saya: apa itu hack, siapa mereka, tujuannya ke mana, harus punya keahlian apa. Shinta saya anggap ahli di bidang IT. Sejak dulu.
Ternyata meleset.
"Maafkan bapak, saya tidak ahli hack, tidak pernah melakukan dan tidak tahu banyak," ujarnyi. "Sekarang saya bergerak di platform start up. Juga di bidang gaming," tambahnyi.
Saya pun mengurungkan niat menulis soal Bjorka. Toh yang ia bocorkan tidak ada yang sangat menarik. Isinya hanya nama, alamat, nomor telepon, dan status vaksinasi para tokoh.
Memang ada sedikit yang gawat: nomor NIK. Bagaimana bisa nomor NIK jadi dagangan bebas seperti itu.
Bjorka tidak menampilkan info tokoh siapa melakukan apa. Tidak seperti Wikileaks yang menghebohkan itu.